Rumah
Panjang Saham
MENDENGAR nama rumah panjang saham, tidak asing lagi
masyarakat Kabupaten Landak, dan Kalimantan Barat umumnya. Tapi bagi daerah
lain, nama rumah panjang saham ini sangat unik. Menurut cerita orang tua
terdahulu rumah panjang saham didirikan pada tahun 1875. Rumah tersebut terdiri
dari 35 pintu dan panjang 180 meter yang dihuni oleh suku Dayak Kanayatn Bukit.
Kehidupan sosial masyarakatnya memegang teguh adat istiadat, tradisi.budaya dan
kehidupan bersama (gotong royong).
Dirumah panjang tersebut terdapat seniman pemahat ukiran
kayu belian (ulin) dan kayu keras lainnya. Terletak di Dusun Saham Desa Saham
Kecamatan Sengah Temila.
Desa Saham terdiri dari satu rumah panjang dan rumah-rumah
tunggal yang mengikuti pola masa kini. Sebelumnya seluruh penduduk tinggal
disatu rumah panjang sebagai satu kelompok masyarakat. Bagi masyarakat Dayak,
Rumah panjang bukan hanya berfungsi sebagai rumah tinggal, namun juga sebagai
pusat perkembangan budaya serta tradisi.
Sebagai peninggalan budaya Dayak Kanayatn, rumah panjang di
Saham layak dijadikan objek pariwisata. Adapun faktor-faktor yang mendukung itu
adalah kegiatan budaya, kesenian, adat istiadat, kehidupan religi, pertanian,
mata pencaharian, kehidupan bermasyarakat. Sebagai pusat kebudayaan rumah
panjang juga merupakan pusat lahirnya jenis-jenis kesenian yang berkaitan
langsung dengan adat istiadat dalam bentuk upacara-upacara. Masyarakat Dayak
selalu menandai setiap peristiwa dalam kehidupan dengan upacara, dalam kondisi
inilah lahir tarian, musik, seni ukir, seni tato, seni menganyam, tenun, tata
boga, dan sebagainya.
Sebagai contoh upacara mengawali dan mengakhiri proses
perladangan. Sebelum musim tanam dimulai, dilakukan upacara untuk memberkati
seluruh peralatan yang digunakan dalam pertanian, dengan upacara adat untuk
mendapat restu dari roh leluhur serta Jubata ( Yang Maha Tinggi ). Seluruh
rangkaian proses pertanian tersebut ditutup dengan upacara memanjatkan syukur (
Naik Dango ). Diupacara inilah biasanya masyarakat Dayak di rumah panjang Saham
tampil dengan busana adat terbaik, perhiasan, tari, musi, makanan-makanan dan
minuman khas tradisi Dayak. Seluruh rangkaian upacara tersebut masih dapat kita
temui di rumah Panjang Saham.
Makan Juang
Mandor
MAKAM Juang Mandor merupakan bukti sejarah tragedi kekejaman
masa penjajan Jepang. Tidak heran atas kekejaman ini, hampir satu generasi
orang-orang pintar di Kalimantan Barat ini hilang. Yang dibunuh dimasukan dalam
10 makan itu puluhan ribu orang dari berbagai kerajaan, cendikiawan, dan
masyarakat yang berpengaruh baik dari etnis Melayu, Dayak, dan Cina dari
seluruh daerah Kalimantan Barat. Mereka dibawa dan dibunuh dengan cara kepala
ditutup dengan karung lalu dipengal dan dimasukan ke dalam lobang
kuburan/kuburan masal sebanyak 10 lubang kuburan.
Makam juang Mandor merupakan akibat terjadinya peristiwa
pembunuhan massal pada 28 Juni 1944 oleh penjajahan Jepang. Menurut catatan
sejarah sebanyak 21.037 korban pembunuhan tersebut dimakamkan di 10 makam ini.
Lokasi ini terletak di Desa Mandor Kecamatan
Mandor. Setiap tanggal 28 Juni, dilakukan upcara di makam tersebut, mengenang
tragedi berdarah Mandor. Makam Juang Mandor ini terletak 70 Km dari Ngabang, cukup
mengunakan mobil selama 1, 5 jam kita sudah sampau di lokasi ini.



.jpg)

I LIKE THIS
BalasHapus